LAKI-LAKI = ANAK KECIL


 APA SELAMA INI GUE SALAH?.

Malam itu, gue baru selesai dengan kegiatan gue selama seharian penuh, seperti biasa gue selalu menghabiskan waktu gue dengan bersantai, menghisap sebatang rokok lalu ditemani dengan beberapa teman gue, percakapan seperti biasa, kita bahas hal hal ringan, entah kebiasaan, hobi, gak jarang yang kita bahas soal apa yang kita kerjakan tadi siang. Gue selalu berteman dengan seseorang yang jauh lebih tua dari gue, entah kebetulan atau gimana, tapi dengan yang lebih tua justru bisa gue jadikan sebagai petunjuk buat kehidupan gue, karena selama ini gue gak ada yang nunjukin arah selama gue menjalani masa remaja gue.

Yang selalu gue perhatikan dari mereka adalah, dari dahulu gue selalu melihat mereka tidak pernah bermain wanita, justru yang seumuran gue yang sibuk bermain wanita, ini jadi pertanyaan besar gue sebenernya, apa mereka dahulu pernah tapi sekarang udah gak pernah lagi, bahkan beberapa banyak yang memutuskan untuk tidak menikah, tentu jadi pertanyaan besar buat gue dan menimbulkan sebuah tanda tanya besar di dalam pikiran gue.

Di masa-masa gue yang flamboyan tentu gue sering bergurau atau menanyakan "Lo gak mau nyari cewek? masih oke lah seumuran lu buat deket sama 1-2 cewek mah, gampang asal lo ada duit mah!" ujar gue sambil bergurau dan tertawa, tapi gak disangka ternyata pertanyaan gue ditanggapi secara serius.

Sebut aja dia Made, dia berusia sekitar 10 Tahun lebih tua dari gue, tapi gue ngerasa masih nyambung bicara sama dia, dia jawab dengan nada serius "Gue susah nyari cewek" , gue kaget, pertanyaan gue yang awalnya hanya sekedar gurauan kecil dan bahkan dengan nada sedikit mengejek malah dianggap sebagai pertanyaan serius, gue mulai menanyakan, padahal dia tidak terlihat tua dengan usia nya yang terpaut 10 Tahun lebih tua dari gue. "Susah nya gimana? cewek mah kan gampang" ujar gue.

"Gue kalo pacaran sama cewek itu bucin banget. Cewek yang tepat itu, ketika cowok ngerasa dirinya seperti anak kecil" ujar Made. sontak gue mulai terdiam, di dalam hati, gue mulai bergumam "Ini gue gak salah dengar ? ini perkataan yang keluar dari mulut seorang laki-laki yang usia nya terpaut 10 Tahun lebih tua dari gue!".  Gue kaget, bukan karena gue memandang rendah Made, tapi itu juga yang gue rasakan ketika gue bersama Lala, sepanjang gue menjalani hubungan dengan Lala, gue merasa seperti anak kecil, hal-hal sepele yang gue minta, hal-hal kecil yang gue mau dia lakuin buat gue, yang kalo dipikir lagi ya memang seperti anak kecil. 

Sebelumnya, gue mengakhiri hubungan dengan Lala, gue mengira mungkin benar kata salah satu teman Lala kalo gue "Bodoh" , gue seperti anak kecil, tidak bisa berlaku dewasa, gue gak marah justru gue jadikan alasan tersebut buat berubah, terciptalah versi gue yang "flamboyan" , tapi semua runtuh ketika Made berbicara demikian. Gue gak pernah cerita apapun ke Made, tapi Made berbicara seolah-olah dia kasih petunjuk ke gue, atau mungkin ini sebuah takdir yang berusaha membawa gue kembali ke versi gue yang dahulu?, gak ada yang tahu pasti. Yang pasti, gue menemukan sebuah jawaban meskipun gue tidak pernah bertanya.

DEWASA

Setelah hubungan gue berakhir dengan Lala, gue mulai berubah, bukan karena dendam, tapi sebagai bentuk penyempurnaan diri, tugas terbesar dan pertama adalah, menjadi dewasa, gue mulai menjalani hubungan seperti orang dewasa, setidaknya hal-hal kecil, sudah tidak pernah gue permasalahkan, tapi terjadilah sebuah perubahan besar di hidup gue, ya perasaan gue. Hal yang gue rasakan, gue jadi merasa sedikit aneh dengan sifat-sifat yang dulu pernah ada di diri gue, gue mulai merasa risih dengan sifat dan keinginan wanita yang berlebihan, gue terkesan cuek dan bahkan gak jarang lebih fokus sama apa yang sedang gue kerjakan, ya memang gue tidak bersama wanita lain dan benar gue memang sibuk sama apa yang gue kerjakan dan gue merasa seperti jadi jauh lebih dewasa, sampai gue sadar, ini bukan hanya membunuh karakter anak kecil gue, tapi membunuh perasaan gue.

Gue gak bisa merasakan sesuatu di perasaan gue, semua hambar gitu aja karena emang fokus gue untuk berubah menjadi versi gue yang lebih dewasa, hal kecil yang sebelumnya gue perhatikan, semua perhatian itu sekarang berubah menjadi terkesan acuh, bahkan gak jarang disuatu ketika gue memintanya untuk pergi dari hidup gue, karena gue mau fokus sama apa yang gue kerjakan, ya itu versi gue sebagai orang dewasa. 

Tapi malam itu semuanya berubah ketika Made mulai berbicara, ditambah seseorang berkata kepada gue "Gue juga dahulu kaya lu, mau sendiri, gak mau diatur, tapi tetap saja, kita butuh jalan pulang" , mungkin gue gak bisa spontan nangis, tapi gue mulai berbicara dalam hati,

"Gue tidak pernah bertanya apakah sifat gue selama ini ke Lala salah atau benar? tapi kenapa seolah-olah perkataan mereka (laki-laki yang berusia terpaut jauh 10 tahun diatas gue) membuat gue perlahan-lahan kembali ke diri gue?, gue sudah setengah mati membunuh karakter gue hanya untuk berubah menjadi dewasa dan tentu untuk jadi lebih baik lagi, tapi kenapa seolah-olah ada tangan besar yang menarik gue kembalian ke karakter tersebut? bukan kah jalan yang gue ambil sudah benar? untuk menjadi dewasa demi tidak menyusahkan wanita manapun lagi? demi tidak di katakan sebagai laki-laki bodoh lagi? demi  tidak besifat layaknya anak kecil lagi?, jika memang selama ini gue sudah benar, lalu buat apa gue membunuh karakter gue sampai sedalam ini?"

Gue tidak menyalahkan Lala, tapi gue mulai mempertanyakan kepada takdir, setidaknya kasih gue petunjuk gue harus apa, ketika gue mulai mencoba untuk jadi lebih baik, kenapa justru seseorang yang lebih dewasa dari gue, berkata demikian? maksud dari menjadi dewasa itu seperti apa?, apakah mereka semua salah? tetapi, mereka jauh lebih tua dari gue, apa yang gue lewati sudah pasti mereka pernah merasakannya juga, lalu apakah gue harus membantahnya?. Perlahan-lahan memori gue bersama Lala mulai terbuka lagi, gue gak tahu arah gue mau kemana, bagaimana, dan apa yang akan terjadi? padahal sebelumnya gue ngerasa sudah terbebas dari bayang-bayang Lala, meskipun perubahan gue cenderung ke arah negatif, tetapi setidaknya gue sudah terbebsa dari bayang-bayang Lala, dan yang paling penting, gue bisa dewasa dalam berhubungan dengan wanita lain. Tapi, seolah-olah semua runtuh begitu saja, perlahan memori gue tentang Lala mulai terbuka lagi, gue mulai mencari tahu keadanaa Lala, dan mulai membuka arsip galeri bersama Lala di masa lalu,gue merasa seperti menemukan diri gue yang terjebak di masa lalu, ironi tapi gue sendiri gak paham, jika memang takdir tidak dapat menyatukan kita, kenapa takdir itu sendiri yang membawa memori itu kembali?, setidaknya gue ingin hidup dengan versi gue yang baru, bukan versi gue saat bersama Lala.

Untuk seorang gadis, yang selalu memakai malam.

Malam itu, gue mampir kesebuah bar, tempat biasa gue membeli minuman alkohol


Gue : "Hello sir, i want Rad Label the old version, one"
He : "Yes sir, you want Red Label?, Okay just come in, here. This, for you, Its everything okay?"
Gue : "Ya, everything okay, thank you"

Gue habiskan malam gue bersama minuman kesukaan gue, tidak sampai habis tapi cukup membuat perasaan gue tenang dan harap-harap perasaan dan memori gue tentang Lala bisa kembali hilang, tetapi siapa sangka justru Lala mampir ke mimpi gue dimalam itu, gue terbangun dengan perasaan gelisah, di malam berikutnya gue berharap kejadian itu tidak terjadi lagi, tetapi semakin gue menolak perasaan tersebut, makin sering gue dihantui dengan Lala, dia lebih sering lagi hadir di mimpi gue, bahkan tidak jarang gue melihat hal yang mengingatkan gue tentang sosoknya. 

Gue tidak membencinya, tetapi gue cuman mau semua memori gue tentang dia segera kembali menghilang. Gue sadar, sekalipun dia kembali buat gue, gue tidak tahu apa yang harus gue lakukan, gua tidak tahu apa yang harus gue katakan, gue tidak tahu harus bersifat seperti apa. Begitupun Lala, gue tidak berharap apapun, tetapi gue yakin dia pun tidak akan ingin kembali untuk kesekian kalinya, sekalipun dia ingin kembali, ada banyak hal lain diluar kendali gue yang menjadi mustahil bagi dia untuk kembali. Jadi, gue mohon semoga perasaan ini hanya kebetulan saja.

Postingan Populer