SUATU SAAT NANTI


Suatu saat nanti, apakah bisa mengharapkan sesuatu yang selama ini hanya ada di dalam kepala?

Menganggap seolah olah hal tersebut seperti nyata?

Atau memang kenyataan nya seperti itu di suatu saat nanti?.

1. Bisa kah aku memiliki sebuah permintaan untuk mu?.

Dan, jika sebuah insan bisa ditakdirkan dan di pertemukan, bisa kah jika memiliki sebuah permintaan? , Jujur saja hanya untuk mengeluarkan isi kepala dan setidaknya engkau tahu itu,-

2. Gambaran kecil.

Aku dengan fase kekalahan sehabis mengahadapi dunia, sontak aku kembali  dari perjuangan ku, membuka pintu. Lalu  muncul seseorang menyambut

"hai! bagaimana pekerjaan mu hari ini?"
"Apa ada yang ingin kamu bicarakan?"
"Tampaknya kamu begitu kelelahan?"
"Apa ada yang bisa aku lakukan untuk membantu mengurangi beban mu?, ahh maaf sepertinya aku begitu bodoh, jika seperti itu cobalah untuk menikmati teh hangat yang sudah aku siapkan kepadamu, semangat!"

Aku disambut dengan hangat, sedikit berbincang tentang apa yang terjadi, membicarakan hal ringan sembari dia menyimak dan mencerna apa yang aku ceritakan. Aku tahu raut wajah polos itu menggambarkan bahwasannya ia tidak terlalu mengerti apa yang aku maksud tetapi bukan kah wajah tersebut membuat ku berfikir "Ah sial, sepertinya ini sudah cukup".

Ya, dan benar sekali, raut wajah tersebutlah yang bagaimana caranya bisa membuatku sedikit terobati, aku hanya bisa berharap jika hal ini akan terus seperti ini.

3. Bagaimana?

Memiliki ternyata bisa seindah itu bukan?, entah bagaimana rupa orang lain diluar sana, tentang apa yang dilakukan orang lain diluar sana, serta apa yang dimiliki orang lain diluar sana, tetapi bagaimana caranya jika melihat wajahnya saja bisa menjadi panasea ?

Kembali dari perjuangan, disambut dengan hangat yang terkadang jika kembali terlalu larut , ia sudah tertidur pulas diruang tamu sembari menunggu ku pulang. Dengan air putih serta makanan ringan sederhana terletak diatas sebuah meja diruang tamu. Ia terbangun setelah mendengar suara ketukan pintu, lalu menanyakan beberapa pertanyaan ringan. 

Ia menyempatkan bangun dini hari untuk menyiapkan segala kebutuhan, lalu ia tidur terlalu larut demi bisa menyambut. 

Jika dihari libur akan digunakan sebaik mungkin untuk menceritakan apa yang telah terjadi.

"Kamu hebat ya? bisa sekuat itu , aku tidak pernah menyangka jika ternyata aku disandingkan oleh seorang laki laki sehebat kamu"
"Aku tau, kamu memiliki masa kelam mu sendiri, tetapi sedikit bercerita tentang hidup mu kepada diriku tentu bukan jadi masalah kan?"
"Aku adalah rumah mu sekarang, terimakasih sudah mau berjuang dan bahkan sampai saat ini diri mu masih terus berjuang untuk hubungan kita, tetapi jikalau engkau lelah, yah! lelah mu adalah tanggung jawab ku. Disaat kau lelah berjuang dengan dunia mu serta tanggung jawab mu, maka peran ku adalah mengobati bekas lukamu dari peperangan tersebut"
"Terimakasih udah berjuang, sekali lagi.",-

Bagaimana? apakah skenario tersebut terasa sangat indah?. Hanya ada dua insan saling melengkapi, "Ya aku menjadi apa yang kamu mau, dan kamu menjadi apa yang aku mau, tanpa ada siapapun yang bisa mengatur kita!".  Entah bagaimana, aku sendiri, sudah muak dengan kenyataan yang ada. Tetapi, jika kembali dari peperangan dengan dunia, lalu disambut hangat dengan wajah yang gembira serta sedikit perbincangan ringan, yah, itu,-




Postingan Populer